Kemarin saya menghadiri sebuah pameran lomografi yang diakan oleh klastic regional Malang. Bertemu banyak teman disana. Saya bertemu teman masa SMA si itok. Dia (seharusnya) berkuliah di fakultas teknik, karena tidak krasan akhirnya buyarlah kuliahnya -.- kemudian bertemu mas norman yg baru saja manggung di acara itu. dan saya mendapatkan dialog yg sungguh OH MY BELLY
"pupud itu ga layak di psikologi, jelas salah"
sudah lebih dari lima orang atau lebih mengira saya adalah mahasiswa jurusan seni. dari SMP dahulu saya memang ingin sekali masuk DKV yg notabene saat smp masih jarang sekali ada yg tau DKV itu apa, sampai SMA pun saya masih kekeuh ingin masuk jurusan tersebut. terus kenapa ga masuk situ put? saat PMDK saya memilih DKV sebagai pilihan pertama dan psikologi sebagai pilihan kedua (dengan alasan, biaya 300.000 kalo cuma untuk 1 pilihan kan sayang, mending isi aja dua-dua nya) hahaha materil sekali alasan saya.
Hari H saat ujian masuk DKV saya menggambar seperti biasa dan berdoa, dan saat hari H pengumuman saya sedang sakit demam tinggi, akhirnya si kakak yg melihatkan pengumuman. ternyata saya tidak diterima di DKV dan masuk di psikologi. karena saya orang yang legowo dan ga mau repot, saya ambil saja psikologinya. setidaknya bisa membahagiakan ortu karena anaknya yg jarang belajar dan lebih suka main cat bisa masuk Univ negri dan lewat jalur PMDK (klise kan?)
lalu bagaimana sekarang? dunno. ngikut alur saja. mungkin tahun ini akan coba DKV lagi. atau mungkin menetap di psikologi, lulus, cari suami yg mapan, buka galeri sendiri dan bisa keliling indonesia (amin)
kaca mata ketinggalan, sehingga membuat tidak nyaman err...