3.12.12

Surat Kepada Diriku




"belum saatnya kau jatuuh. sementara ingat lagi mimpi juga janji janji"
sementara  / float 


senja itu aku menuliskan sepucuk surat. berisi rangkaian kata yang menjadi kalimat. aku menuliskan sepucuk surat untuk diriku sendiri. aku butuh berbicara dengan diriku sendiri. mengingatkan diriku sendiri lewat surat itu.

Hai Diriku. tak perlu aku menanyakan kabarmu, aku tau kabarmu tidak baik. sudah ku bilang letakkan segala pikiranmu itu dilantai. lihat, sudah berapa kali kamu mengeluh leher dan pundakmu kaku? susah memang mengingatkan perempuan keras kepala sepertimu. aku sudah sering bilang, untuk apa kau jejali otakmu dengan segala pikiran-pikiran itu? seharusnya kamu bisa berjalan dengan langkah ceria sambil bersiul. lihat, kamu hanya duduk sambil merasakan kakunya lehermu untuk melihat kedepan.
masih sering merasa sendiri? iya, aku tau kamu tidak nyaman berada di dalam rumah itu. tapi coba ubah prespektifmu tentang itu semua. ubah cara pandangmu menjadi menyenangkan. coba ya. ingat juga, kamu punya kekasih. iya walaupun saling berjauhan dan jarang bertemu tapi cobalah untuk menjaga emosimu, iya aku tahu kamu terlalu takut untuk kehilangan karena kamu terlalu menyayanginya. dia disana baik baik saja dan iya, dia selalu memikarkanmu setiap hari . percaya ya. bagaimana teman temanmu yang sekaligus kadang menjadi manusia yang kamu benci? masih sering kamu merasa seperti itu? mungkin kamu harus segera menghilangkan prinsip 'manusia tidak harus selamanya bersosialisasi' .
Hai Diriku. cobalah berlapang dada, hilangkan ketakutan, hilangkan rasa iri dan dendammu. cobalah hembuskan nafas, pergi ketempat terbuka dengan angin yang dapat mengayunkan rambutmu. coba renungkan, hidup itu terkadang memang terbolak balik dan harusnya tidak bisa ditebak. jangan sering berasumsi dan menebak sendiri. rebahkan badanmu pada hamparan rumput hijau dan tutuplah matamu.
setelah kamu baca ini, aku tau kamu tidak akan melakukan semua yang sudah ku katakan. tapi nanti bila keras kepalamu sudah luntur, baca lagi surat ini ya, Diriku.

ku lipat surat itu setelah aku menulisnya. ku masukan kedalam amplop dan kububuhi "kepada perempuan berkepala batu yang selalu mengeluh dalam ketakutannya sendiri". selamat malam, Diriku.
 -----

1 comment:

Inne Dwika said...

THIS. happening to me right now.